Perjalanan Karier Rano Karno, Besar di Dunia Hiburan Kini Telah Resmi Menhadi Bacawagub DKI
Perjalanan Karier Rano Karno, Besar di Dunia Hiburan Kini Telah Resmi Menhadi Bacawagub DKI – Rano Karno lahir tanggal 8 Oktober 1960, di Jakarta, Indonesia, dari keluarga yang memiliki darah seni. Ayahnya, Soekarno M. Noor, adalah aktor legendaris yang terkenal pada era 1950-an dan 1960-an. Dari sang ayah, Rano mewarisi bakat akting yang luar biasa. Iklim keluarga yang dekat dengan dunia seni membuat Rano terbiasa dengan dunia hiburan. Hal ini tentu mempengaruhi arah hidupnya dan membentuk kariernya di masa depan.
Awal Karier di Dunia Hiburan
Rano Karno memulai debutnya di dunia perfilman pada usia yang sangat muda. Pada tahun 1972, Rano yang saat itu berusia 12 tahun, pertama kali tampil dalam film “Lewat Tengah Malam.” Meski usianya masih sangat muda, Rano sudah menunjukkan bakat besar sebagai aktor cilik yang mampu menyampaikan emosi dan karakter yang kompleks di layar. Penampilan ini segera menarik perhatian para pembuat film lainnya, yang melihat potensi besar dalam dirinya.
Namun, Rano baru benar-benar mendapatkan perhatian luas dari publik ketika ia memerankan karakter “Si Doel” dalam film “Si Doel Anak Betawi” pada tahun 1973. Film ini menjadi sangat populer dan karakter Si Doel menjadi ikon dalam perfilman Indonesia. Sebagai seorang anak Betawi yang polos dan sederhana, Rano berhasil menghidupkan karakter ini dengan sangat baik, membuatnya semakin dikenal di kalangan masyarakat Indonesia.
Kepopuleran “Si Doel Anak Sekolahan”
Setelah kesuksesan besar “Si Doel Anak Betawi,” Rano Karno semakin dikenal sebagai aktor berbakat yang mampu memerankan berbagai karakter dengan sempurna. Namun, puncak popularitasnya terjadi ketika ia membintangi sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” pada tahun 1990-an. Sinetron ini tidak hanya menjadi fenomena di Indonesia, tetapi juga menciptakan tren baru dalam industri pertelevisian Indonesia.
“Si Doel Anak Sekolahan” bercerita tentang kehidupan seorang pemuda Betawi yang berusaha mendapatkan pendidikan yang lebih baik, di tengah tekanan tradisi dan modernisasi. Sinetron ini menggambarkan perjuangan Si Doel dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, baik dari keluarga, cinta, maupun lingkungan sosialnya.
Rano tidak hanya berperan sebagai aktor utama, tetapi juga menulis skenario dan menjadi sutradara untuk sinetron ini. Peran gandanya sebagai aktor dan kreator membuktikan kemampuannya yang multifaset di dunia hiburan. Sinetron ini menjadi sangat sukses dan dikenang hingga kini sebagai salah satu sinetron terbaik yang pernah ada di Indonesia.
Karakter Si Doel yang diperankan oleh Rano menjadi ikonik, dan Rano Karno sendiri mendapatkan banyak penghargaan atas perannya dalam sinetron ini. Kepopuleran sinetron ini juga membawa Rano Karno ke berbagai penghargaan, termasuk penghargaan sebagai aktor terbaik di berbagai ajang bergengsi.
Peralihan ke Dunia Politik
Meski namanya besar di dunia hiburan, Rano Karno kemudian memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Keputusan ini tentu mengejutkan banyak pihak, mengingat reputasinya sebagai aktor yang sudah mapan. Namun, Rano merasa bahwa kontribusinya kepada masyarakat tidak bisa hanya sebatas melalui dunia hiburan. Ia ingin memberikan dampak yang lebih luas dan nyata, terutama bagi masyarakat yang selama ini mendukung kariernya.
Pada tahun 2008, Rano Karno memulai karier politiknya dengan bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ia kemudian mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Tangerang, mendampingi Ismet Iskandar yang saat itu mencalonkan diri sebagai Bupati. Pasangan ini berhasil memenangkan pemilihan dan Rano resmi menjabat sebagai Wakil Bupati Tangerang pada tahun 2008.
Sebagai Wakil Bupati, Rano Karno menunjukkan komitmen dan keseriusannya dalam menjalankan tugasnya. Meski awalnya banyak yang meragukan kemampuannya karena latar belakangnya sebagai aktor, Rano membuktikan bahwa ia mampu bekerja dengan baik dalam pemerintahan. Ia fokus pada pengembangan infrastruktur dan pelayanan publik di Tangerang, serta mengedepankan transparansi dalam pengelolaan anggaran.
Menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur Banten
Karier politik Rano Karno terus berkembang. Pada tahun 2011, ia ditunjuk sebagai Wakil Gubernur Banten mendampingi Gubernur Ratu Atut Chosiyah. Penunjukan ini semakin mengukuhkan posisi Rano di dunia politik. Namun, perjalanan karier politiknya di Banten tidak selalu mulus. Pada tahun 2014, Ratu Atut Chosiyah tersandung kasus korupsi yang membuatnya harus mundur dari jabatannya. Rano Karno kemudian diangkat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten.
Pada tahun 2015, Rano Karno resmi dilantik sebagai Gubernur Banten setelah Ratu Atut resmi diberhentikan dari jabatannya. Sebagai Gubernur, Rano Karno berusaha memperbaiki citra pemerintahan Banten yang sebelumnya tercoreng oleh kasus korupsi. Ia fokus pada pengembangan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan di Banten. Meski banyak tantangan yang dihadapi, Rano tetap konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai Gubernur.
Kontroversi dan Tantangan dalam Politik
Meski karier politik Rano Karno terlihat sukses, ia tidak lepas dari berbagai kontroversi dan tantangan. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah ketika ia mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur Banten pada tahun 2017. Dalam pemilihan tersebut, Rano Karno harus berhadapan dengan Wahidin Halim, seorang politisi senior yang juga memiliki basis massa yang kuat di Banten.
Pemilihan ini berjalan dengan sangat ketat dan penuh dengan dinamika politik yang kompleks. Meski Rano mendapatkan dukungan dari banyak pihak, termasuk partai besar seperti PDIP, ia akhirnya kalah dari Wahidin Halim. Kekalahan ini tentu menjadi pukulan bagi Rano Karno, namun ia menerima hasil tersebut dengan lapang dada dan terus berkontribusi dalam politik meski tidak lagi menjabat sebagai Gubernur.
Selain itu, Rano Karno juga beberapa kali mendapat sorotan media terkait kebijakan-kebijakan kontroversialnya selama menjabat sebagai Gubernur. Salah satunya adalah kebijakan mengenai pembebasan lahan untuk proyek infrastruktur yang mendapat penolakan dari sebagian masyarakat. Namun, Rano selalu berusaha menjelaskan bahwa kebijakan-kebijakan tersebut diambil untuk kepentingan jangka panjang masyarakat Banten.
Kembali ke Dunia Hiburan
Setelah tidak lagi menjabat sebagai Gubernur Banten, Rano Karno memutuskan untuk kembali ke dunia hiburan yang telah membesarkan namanya. Pada tahun 2018, ia menggarap film “Si Doel The Movie,” yang merupakan kelanjutan dari sinetron “Si Doel Anak Sekolahan.” Film ini sukses besar di pasaran dan mengobati kerinduan penggemar setia Si Doel.
Rano Karno kembali memerankan karakter ikonik Si Doel, dan kali ini dengan cerita yang lebih dewasa dan kompleks. Film ini mendapat sambutan hangat dari penonton dan kritikus, serta mengukuhkan posisi Rano sebagai salah satu aktor dan sutradara terbaik di Indonesia. Keberhasilan “Si Doel The Movie” juga diikuti dengan sekuelnya yang tidak kalah sukses, menunjukkan bahwa karakter Si Doel tetap relevan di hati masyarakat Indonesia.
Keterlibatan dalam Dunia Politik DKI Jakarta
Meski kembali aktif di dunia hiburan, Rano Karno tidak sepenuhnya meninggalkan dunia politik. Pada tahun 2024, Rano Karno kembali menjadi sorotan publik ketika ia mengumumkan pencalonannya sebagai bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta. Keputusan ini tentu mengejutkan banyak pihak, mengingat Rano sebelumnya lebih banyak berfokus pada Banten dan dunia hiburan.
Namun, Rano merasa bahwa pengalaman dan pengetahuannya dalam pemerintahan dapat memberikan kontribusi besar bagi Jakarta, kota yang juga memiliki makna tersendiri dalam hidupnya. Dengan dukungan dari PDIP, Rano Karno berambisi untuk membawa perubahan positif bagi Jakarta, terutama dalam hal penataan kota dan pelayanan publik.
Harapan dan Visi untuk Jakarta
Sebagai bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno memiliki visi yang jelas untuk masa depan ibu kota. Ia ingin menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih ramah bagi semua lapisan masyarakat, dengan menekankan pada pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Rano berjanji untuk fokus pada pengembangan transportasi publik yang lebih baik, penanganan masalah banjir, dan peningkatan kualitas pendidikan serta layanan kesehatan di Jakarta.
Rano juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan kota. Ia berkomitmen untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam pengambilan keputusan, agar setiap kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan kebutuhan dan aspirasi warga Jakarta.
You may also like
Archives
- November 2024
- October 2024
- September 2024
- August 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- July 2022
- June 2022
- May 2022
- April 2022
- March 2022
- February 2022
- January 2022
- December 2021
- November 2021
- October 2021
- September 2021
- August 2021
- July 2021
- June 2021
- May 2021
- April 2021
- March 2021
- February 2021
- January 2021
- December 2020
- November 2020
- October 2020
- September 2020
- August 2020
- July 2020
- June 2020
- May 2020
- April 2020
- March 2020
- February 2020
- January 2020
- December 2019
- November 2019
- October 2019
- September 2019
- August 2019
- July 2019
Categories
- Agama
- Aplikasi
- Asuransi
- Berita
- Bisnis
- cara mencairkan saldo
- Ekonomi
- Events
- fashion
- Film
- Gadget
- game
- Gaya Hidup
- Hosting
- Hukum
- Internet
- Investasi
- jasa desain rumah
- Kecantikan
- Keluarga
- Kesehatan
- Keuangan
- Kolam Renang
- Kursus Bahasa Inggris
- Kursus IELTS
- Label Barcode
- Makanan
- Masjid
- Mobile
- Nasi Tumpeng
- News
- Olahraga
- Otomotif
- Pendidikan
- Perumahan
- Politik
- Pulsa
- resep masakan
- Ritel
- Sablon Baju
- Selebritis
- sewa apartemen
- Teknologi
- Traveling
- Uncategorized
- Videos
- Wisata